Thursday, June 29, 2006

Assalamualaikum wr wbt..

Alhamdulillah...ana sempat juga mencuri masa menulis.. dalam kesibukan winter ;)

Alangkah indahnya..dua sahabat yg telah lama dipisahkan.. akhirnya ditemukan di jalan
yang lebih baik...jalan dakwah... uhibbuki fillah izza .. ana masih teringat.. kali terakhir kita
bertemu...7 tahun dahulu...enti telah banyak memberi ana kekuatan pada waktu itu..
kini Allah pertemukan kita di jalan ini.. betapa hati ini sangat rindu... antara ramai sahabat yang Allah swt pilih.. Allah swt telah memilih kita...

Seronoknya melihat anak2 membesar... ;) .. bila ana paling ke kiri.. atau ke kanan.. ana lihat semua orang sedang bermujahadah di medan masing2... wah.. drivers sudah makin banyak bertambah di city... bolehlah kita ke brisbane pulak tahun depan yer ;))

Salam sayang semua..

Monday, May 22, 2006

Askm wr wbt..

Seronok melihat anak-anak membesar...
Setiap kali melihat mereka.. diriku teringat Allah..
Betapa indahnya jalan ini...

Bahagia itu dalam hati... ;)

Thursday, April 13, 2006

Kerana Ukhuwwah Kita Fillah

Ya Akhawati Fillah,
Di medan ini kita bertemu
Tersimpulnya hati di bawah kasih Ilahi,
Terikatnya kalbu senantiasa disulami rindu
Simpulan terindah yang pernah kualami
Ikatan yang tak pernah ku duga akan kutemui

Titisan keringat ditatangi hikmah
Titisan air mata dinaungi thiqah
Dada dilapang atas segala resah
Hati dikorban mendahului ukhwah
Mendiaik peribadi,,menjiwai tarbiyyah
Namun ku akui, bukannya mudah.

Ya Akhawati fillah,
Langit tidak senantiasa cerah
Namun mendung pasti kan jua bearak lalu
Diriku, dan dirimu, hanya insan biasa
Punyai fitrah, punyai kelemahan
Kita tidak sempurna...
Tapi kita istimewa...
Kerana kita menjunjung risalah
Kerana kita menjinjing qudwah
Kerana Islam kita ‘izzah

Ya Ukhti fillah,
Ukhuwwah kita mmang indah,
Namun ukhuwwah ini lebih payah
Menuntut pengorbanan
Menggugat kesabaran
Menduga iman

Kerana ukhuwwah kita fillah
Akan ada yang menghembus pada simpulan
Akan ada yang membisikkan zhan
Akan ada yang mencetuskan kedengkian
Akan ada yang mengambil kesempatan
Maka peliharalah simpulan ini setulus hati
Andai ada hak yang dikata, tunaikanlah...
Andai ada syubhah di hati, leraikanlah...
Andai ada dengki dendam membara di jiwa, padamkanlah...
Andai ada maaf yang perlu dipinta, pohonlah...
Andai ada maaf yang perlu disambut,, hulurkanlah...
Kerana kita bukan sempurna
Namun kerana ukhuwwah kita fillah

Ya Akhawati Fillah,
“Tidak benar-benar beriman seseorang itu sehingga dia mengasihi saudaranya sepertimana dia mengasihi dirinya sendiri.”
Kuharap masih panjang waktu untukku tunaikan hak terhadapmu
Kuharap masih panjang waktu untukku gembirakan dirimu
Kuharap masih panjang waktu untukku zahirkan kasihku
Namun tidak kutahu bila
Andai sesudah ini, lisanku tidak boleh berkata lagi
Andai sesudah ini dadaku tidak berombak lagi
Andai sesudah ini nafasku bukan milikku lagi
Atau mungkin saat ini,
Ku ingin dirimu tahu..
Inni uhibbukum fillah abadan abada...
Kerana ukhuwwah kita fillah...

Tuesday, March 21, 2006

Lahawla wala quwwata illa billah...

Seseorang menjadi sibuk dengan apa yang menjadi agenda dalam hidupnya..

Apakah agenda dalam hidupku?
Benarkah risalah dakwah?
Buktikanlah..

Mujahadah...

Sunday, March 19, 2006

Kamu diwajibkan berperang (untuk menentang pencerobohan) sedang peperangan itu ialah perkara yang kamu benci; dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya. (2:216)

Allah swt sahajalah tahu apa yang terbaik untuk kita...

Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. (2:286)

Mungkin ia tidak berlaku kepada kita, kerana Allah tahu kita masih tidak mampu memikul beban itu..

Bertambah sayangnya Allah kepada hamba-Nya, bertambah beratlah ujianNya kepadanya..

Mungkin pada sangkaan kita itu bukan terbaik, kerana kita mengukurnya mengikur neraca dunia, sedangkan Allah jualah penentu neraca yang sebenar...


Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah; dan sesiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar); dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu. (64:11)


Wednesday, February 08, 2006

Interview with Muslim Brotherhood's Leader, Mehdi Akef
dipetik dari IkhwahWeb - Laman Rasmi Ikhwanul Muslimin
http://www.ikhwanweb.com/Home.asp?zPage=Systems&System=PressR&Press=Show&Lang=E&ID=2443


Asharq Al-Awsat speaks to Mehdi Akef, the supreme guide of the Muslim Brotherhood about its ideology and the apprehensions that surround the movement, its strategy, and its positions on the Egyptian and Arab policies.

Q) What is your assessment of the electoral process?

A) The process witnessed a number of positive aspects with which we are pleased and encouraged. These positive aspects include in particular the presence of the judiciary who bestowed a measure of seriousness upon the process. As for the negative aspects, the most evident was the National Democratic Party''s (NDP) interference in changing the results for its own benefit. I do not hold the security forces responsible for altering the results of the elections, because the security forces are one of the tools of the regime, and they do not act independently. This has harmed Egypt a great deal. Also, there is the detention of the Muslim Brotherhood members.

Q) In your opinion, what is the secret behind the huge domestic and foreign commotion created by the Muslim Brotherhood winning such a large number of parliamentary seats?

A) Those raised according to the culture of tyranny were disturbed by the Muslim Brotherhood''s victory because they are used to manufacturing the ballot boxes to suit their own interests. This is despite the fact that President Hosni Mubarak''s program is based on democracy and freedom. It is time that this culture of tyranny is wiped out.

Q) Do you think that the Muslim Brotherhood has been victorious in these elections, or has it lost a number of seats?

A) We were not aiming to win a hundred seats. We were working to win an acceptable number of seats in parliament. This is because at the end of the day parliament is not our sole mission, or our entire aim (wasilah dakwah sahaja, bukan matlamat) . Our mission is immense, at the forefront of which, is educating the lost youths on the streets and confronting the corruption that comes to us from the west to destroy our families and values (misi -DAKWAH). The aim of entering parliament is restricted to the implementation of the Egyptian Constitution. We expected a repetition of the detentions that took place during the elections of 2000, when some 5,000 people were detained; therefore, our announcements were made in light of our previous experience.


Q) After winning such a large number of seats, could the Muslim Brotherhood participate with the ruling NDP in the same government?

A) No one has asked us to do so. If we receive such an offer, we will present it to the Muslim Brotherhood institutions, and we will implement any decision approved by these institutions. However, we are not thinking about this, the offer has not been made, and we have not pursued it.

Q) What are the Muslim Brotherhood institutions that are authorized to adopt such a decision?

A) They are the Guidance Bureau, the Brotherhood''s Shura Council, the Political Committee, and the administrative bureaus. When we wanted to make a decision regarding the presidential elections, I presented the situation to them and I issued a statement that included the agreed decision. The greatness of the Muslim Brotherhood lies in its institutions; I do not make any decisions single-handedly. (kepentingan bersyura)

Q) In your opinion, why have the election results frightened some parties and political powers?

A) Our results have not frightened anyone, because all observers know and understand the nature of the regime, and they know that it is difficult for the regime to accept a strong competitor. The reality confirmed that the NDP failed (in the elections). This failure is due to many reasons, which do not interest me. The people did not choose the NDP, and they chose the Muslim Brotherhood approach. Many people have noticed that we nominated individuals from the third rank, and did not nominate the symbols; this confirms that the people chose an approach, and not individuals; this is proof that the people are aware (orang sudah makin sedar tentang keadaan umat islam pada hari ini- adakah kita masih lagi jahil? ). We thank the Egyptian people for choosing us.

Q) Do you think that there is an opportunity to topple the ruling party?

A) My thoughts are not occupied by this issue. I am occupied with the ways in which to achieve development in Egypt. Whoever wants the development of Egypt has to cooperate with everyone. When we engage in dialogue with any party or front, and we reach something positive, then we stand with this party. (mendahulukan kepentingan umat dari kepentingan parti, tidak taksub dgn pendapat parti sendiri sahaja)

Q) What is the position of the Muslim Brotherhood among the political powers in light of the results of the other parties?

A) We are in the same position as the other political powers. When people come to congratulate me, I tell them to congratulate Egypt and the opposition. This is because together with the opposition parties we constitute one front (the United National Front for Change), whose general coordinator is Dr. Aziz Sidqi, the former prime minister of Egypt, and whose spokesman is Dr. Noman Gomaa, the leader of the Wafd Party. We are a part of this.

Q) Why was the coordination between the Muslim Brotherhood and the opposition parties concerning the elections delayed?

A) The coordination was not delayed. From the first day, when Dr. Aziz Sidqi came to us, we said, "We are with you in the reform front." As for the elections, we concluded everything, whether the candidates'' list, or our electoral program. On this issue, it is not allowed at all to have an agreement, because every party, or political tendency, has its program and viewpoint. My viewpoint is Islamic, the (National Progressive Unionist) Grouping Party''s viewpoint is communist, and the Wafd Party''s viewpoint is liberal. However, we said that there was no objection to coordination in some constituencies, and we carried out what we promised. Anyway, we are in agreement with the front about the general reform that is based on the abolition of the emergency laws, the establishment of freedoms, and the abolition of the military courts and the entire arsenal of the freedom-restricting laws. The program that we agreed on with the parties is not new but has existed since 1989, during the days of Mostafa Mashhour, the former Muslim Brotherhood general guide.

Q) But you entered the elections against Khalid Muhyi-al-Din, the leader of the National Unionist Grouping Party (NUGP), and its candidate in the Kafr Shukr Constituency in Al-Qalyubiyah governorate?

A) With regards to Khalid Muhyi-al-Din, there is a story. We intended to vacate the constituency for him, in the same way that we vacated the constituency of Diaa-el-Dinn Dawoud in Faraskur in the Damietta Governorate, and the constituency of Majdi Ahmad Husayn in Al-Manyal in Cairo. However, we received news that Khalid Muhyi-al-Din''s health had greatly deteriorated, and that he would be incapable of performing the parliamentary role; therefore, we told brother Taymur Abd-al-Ghani, the candidate in his constituency, to support Khalid Muhyi-al-Din and to wait until we see the realities of the situation. We became certain that Khalid would not be able to perform the role, and then we pushed brother Taymur to handle the situation. Let us not forget the hideous attacks on us by the front of Rifat al-Said (leader of the NUGP) and Rose al-Yusuf magazine. After that, many people came to me, but I told them that the matter was settled.

Q) Some Coptic figures have said that if the Muslim Brotherhood were to accede to government in Egypt, then the Copts would leave. It seems that the Muslim Brotherhood''s victory in winning this amount of seats has frightened some people; what is your view on this? What is your real stance toward the Copts(org-org kristian kat sana)?

A) Are you referring to Milad Hanna? If you are then there are many senior Copts and priests who have said otherwise. There are more Muslims who attack us than Copts. This is a matter to which we pay no attention, and I do not reply to it, because this is trivia (usul - ignore perkara-perkara yang tidak menambah iman dan amal).. Read the writings of Dr. Muna Makram Ubayd, and Munir Fakhri Abd-al-Nur, and the writings of the reasonable and wise Copts. They say that the Muslim Brotherhood members are honorable people who believe in God, His Messengers, and His books. The Muslim Brotherhood members know that the Quran says, "Let the people of the Gospel judge by what God hath revealed therein." This is the Muslim Brotherhood program.
We hold freedom, our faith, and the faith of others sacred (kebebasan beragama dalam pemerintahan islam), and we believe in God''s books and messengers; therefore, how could we be unjust to others? How could we act in such a way?

Q) At the beginning of the elections, there were rumors about the possibility of the country being exposed to sectarian sedition in more than one place. Were there any justifications for such apprehensions?

A) These rumors are unfounded and are not true. Sectarian sedition has never happened in Egypt at any time. Sectarian sedition exists and is embedded only in the minds of the ignorant among the Muslims and Copts, because the reality is that people in general in Egypt, Copts and Muslims, like each other, cooperate with each other, and work with each other very well. They live with me, they live opposite me, and I buy my fruit from a Christian merchant in front of my house. Neither I, nor any Muslim Brotherhood members discriminate between a Muslim and a Christian; they all are equal. Therefore, I do not respect anyone who wants to discriminate between a Muslim and a Christian. We are Egyptians, and anyone who says that the number of Copts is this, and the number of Muslims is that is an ignorant person. I repeat, only an ignorant person utters such words, because we all are Egyptians living together.

Q) But some people say that the Muslim Brotherhood does not differ much from the ruling NDP, especially concerning economic aspects, i.e. the adoption of the market economy?

A) What is the objection to agreeing with the NDP on a specific issue, or to the NDP agreeing with me on one of the views? As long as the view agrees with the interests of Egypt, and helps in its advancement, then I am for this view regardless of the party from which it stemmed. I am not against everything the NDP says. The Muslim Brotherhood is for the interests of Egypt wherever they could be found, whether at the NDP, or even at the Communist Party. Rest assured that the sincere minds from any tendency will gather over something important, which is the interest of the country.

Q) Many people accuse you of presenting a general and loose slogan, namely, "Islam is the solution"(ada satu chapter dalam satu buku buku yg ditulis oleh SQ yg bertajuk 'islam is the solution' klu tak silap) without presenting a real explanation for this slogan concerning specific political, economic, and social programs.

A) Those who say this do not read, and if they read, then they do not understand, and they are being pushed to insult us.

Akef presented to Asharq al-Awsat two booklets. The first booklet explains the meaning of the slogan, ''Islam is the solution,'' written by Dr. Mahmud Ghuzlan of the Muslim Brotherhood. The book consists of 32 pages, small format, and it includes a two-page introduction, followed by an 11-page explanation of the slogan and 13 questions about the meaning of ''Islam is the solution''. The second booklet includes the Muslim Brotherhood electoral program. The program consists of 96 pages, and is divided into a two-page introduction, and 12 chapters. It discusses political, economic, and judicial reform, scientific research, unemployment and housing problems, and various aspects of life." (macam mana nak dapat buku nih?)


Q) Many observers and researchers at home and abroad have been, and still are asking one question: does the Muslim Brotherhood really believe in democracy, and will it continue to believe in freedom and democracy if it accedes to power, or will it turn against these concepts?

A) This is questioning people''s intentions. I do not accept doubts of our intentions from anyone. Our intentions are known and open. We demand full democracy, and peaceful transition of power. We do not pay any attention to any person whomsoever who doubts this.

Q) Some people say that the performance of the Muslim Brotherhood members in parliament during the previous term was restricted to objections to a book or film, and other insignificant matters. What is your response to this?

A) I advise whoever says this to go back to the People''s Assembly report about the previous term. The report said that 15 members of the Muslim Brotherhood carried out 35 percent of the activities of the People''s Assembly. Therefore, we do not pay any attention to the ignorant people that propagate such talk. (tak habis-habis lagi dengan fitnah..sunnatullah orang yang berjuang memang begini...)

Q) Those involved in Egyptian politics want to know about the critical position with regard to becoming into a political party.

A) The position is not critical at all; on the contrary, the position is very simple. We are an all-inclusive Islamic organization, whose program and mission is to serve the society from the Muslim individual and family to the Muslim society. Our activities cover all aspects of life, because Islam is a religion of life, and it came to save the human race. We have a program for education, another for teaching, a third for economics, a fourth for culture, and even a sports program. Naturally, we have a political program; if politics required a party, then we would form a party that covers the political aspects. However, we say no to forming a party, and asking permission from a Party Affairs Committee whose constitutional status and legality are suspicious. I am for the Egyptian constitution that says that any Egyptian has the right to form a party or establish a society and inform the state. The arbiter is the judiciary, i.e. the judiciary decides whether my program contradicts the constitution, the law, and the basic constituents of the society. Therefore, I do not ask the Party Affairs Committee for its permission to form a party.

Q) Does this mean that you will submit an application to form a political party as soon as the Party Affairs Committee is abolished?

A) Yes, immediately. Rest assured that in this case there would be a party for the Muslim Brotherhood that would shoulder the responsibility of political and parliamentary work, and of cooperating with the parties. In this case, I will dedicate myself to the rest of the activities, such as education, teaching, economic, social, and sports work, etc. I wish that we would soon have a party and headquarters in which there will be clubs and various activities.

Q) Then, do you have a comprehensive vision or a new viewpoint regarding the organization of political life?

A) Naturally, our vision is based on the abolition of the parties and emergency laws, and military courts. All these things need precise revision by legal and constitutional scholars. We have these scholars in the Muslim Brotherhood and they are ready to sit down with their counterparts, and to cooperate with them in order to bring down these inhibitors that cause us regression rather than progress.

Q) Some people warn against a repetition of the Iranian model, or the Turkish experience. Also there are fears of the situations of Algeria, and Sudan. What is your comment?

A) These are ignorant people who have not read the approach of the Muslim Brotherhood and have not lived in Egypt. If they lived in Egypt, then they would have discovered otherwise. We are neither Iran, nor Turkey, and we are not Sudan, or Algeria; the programs are different, and the situations are very different. Whoever says this is being paid or is under the influence of some sort of intoxicant.

Q) There is an international organization of the Muslim Brotherhood. What is the relationship between the Muslim Brotherhood in Egypt, and this international organization?

A) As I said, the Muslim Brotherhood is an all-inclusive Islamic organization that calls for this great religion sent by God as a mercy for the human race. We are present in the international arena, calling for God according to the Muslim Brotherhood approach. All the brothers in the international arena are working according to a written approach.

Q) Is it the same approach?

A) Yes, naturally. They have to serve the country in which they live through this approach, and according to the constitution and law within whose framework they live. They say the Muslim Brotherhood is an international organization; yes, we have the largest organization in the world and anyone in the international arena who believes in the Muslim Brotherhood approach is one of us, and we one of them. They consider that it is a crime for me to meet anyone from abroad; the backward law of the Arab countries considers this a crime! Would they tell us how a party should deal with another party? The socialist parties of the world meet, and the communist parties meet. Is the Masonic movement not an international movement? The Rotary, is it not an international movement?

Q) What exactly is your stance towards Israel?

A) Our stance toward Israel is very clear. The Muslim Brotherhood does not recognize Israel. However, at the same time we know its abilities, status, and how to make the Israelis leave Palestine. They are five million people implanted by the United States. We are 70 million in Egypt, the Arabs are 300 million, and the Muslims in the world are 1,500 million, and all these people do not recognize Israel. We believe that Israel consists of a group of Zionists implanted here by the United States, the east, and the west so that they get rid of evil in their countries. Many of the rational Jews say that Israel has no future in this region, and ought to depart; I say the same thing. The Jews are welcome among us; it is very simple to live with us the same way anyone lives among us. However, if they wanted to have a state to oppress us, and to usurp the rights of others, then to that, we would say no, and we reject this completely. I will not fight them using their methods, but I will fight them by my own means. When the 70 million Egyptians reach a high standard of economic, cultural, and technological development, what will Israel do? Nothing. When the 300 million Arabs and the 1,500 million Muslims reach the same scientific, cultural, economic, and technological level, then neither Israel nor the United States will be able to do anything. Therefore, they are keen to keep the Arab world backward so that Israel remains the standard-bearer. This is the way to confront Israel. There is no doubt that confronting Israel is the first cause for Muslims; therefore, how do we plan, and how do we fight them? Bear in mind that they are destroying themselves from within, "You would think that they were united, but their hearts are divided (Quranic verse)." This issue, which preoccupies the entire world, also preoccupies me, but in the way that I explained. Whether the Israelis and the Palestinians fight each other, or recognize each other, this is not my concern. My concern is that this sacred land belongs to the Arabs and Muslims, and no one should usurp it; whoever wants to live there in peace can do so, but if he wanted to live there in order to humiliate and exploit others, then we would not accept this under any circumstances.

Q) What is your stance towards the United States, especially considering the rumors that you have permanent channels of communications with Washington, and some people observe in your political address messages to the US Administration?

A) This is a very clear issue. There is no dispute between the US administration and us. In Islam, we have values that are better than many of the western ones. We are in favor of all the correct values, such as democracy, work, and so on. We deal with all institutions and organizations without mediators; however, if the US Administration, or any European Administration from any government were to come to talk to us, then in this case the only way to reach us would be through the Egyptian Foreign Ministry. There are no conditions for such meetings other than they ought to be through the Foreign Ministry (menghormati sistem yang ada sebab IM sudah bersetuju untuk menjadi sebahagian drpd sistem berkenaan sungguhpun ikhwanul muslimin suatu parti yg berkuasa membawa impak yg sgt besar sendiri -nilai islam yg patut dicontohi).

Q) Does this mean that if any diplomat from the United States, or any other country, asked to meet you, you would decline?

A) He could visit through the Foreign Ministry. I was asked for a meeting and I informed the foreign minister. Also, a US citizen tried to come here with the US ambassador, but I told them to bring the foreign minister with them. Anyone who objects to this, or disagrees with it should tell me.

Q) Has any diplomat visited you through the Foreign Ministry?

A) No.

Q) A number of the resistance operations in Iraq affect the lives of the Iraqis. What is the view of the Muslim Brotherhood on this matter?

A) I do not have anything to do with this. However, I know that the genuine resistance that has genuine aims does not resort to any approaches except genuine ones. I know that anything other than this is created by the occupier, and committed by the hirelings, the immoral people, and those with distorted minds. We have nothing to do with such people, because they do not fight the occupier, but they fight the people of the country. (persengketaan sesama umat tak membawa apa-apa, cuma agenda orang barat sahaja agar umat islam sibuk bergaduh sesama sendiri agar mereka terlalu sibuk dan tidak akan bersatu dan menentang mereka -musuh yang sebenar)

Q) When some researchers examine the US role in the region, and Washington''s achievements in Afghanistan and Iraq, and its tension with Syria, they say that now it is Egypt''s turn. What is your comment?

A) Everything is possible. They do such things. The United States is trying to humiliate Egypt, and to implement sedition. As you saw when the religious freedoms committee came from the United States to Egypt, it did not come to investigate the freedom, but to provoke trouble. The same as when they convened the conference of the Copts abroad. Its mission was not to investigate the problems and issues of the Copts, but its first aim was to humiliate the Egyptian regime, and to destabilize it in order to bring it to its knees, so that if they asked for anything, then the regime would obey. The Muslim Brotherhood is not influenced by such obvious maneuvers.

Friday, January 13, 2006

Copyright Wafa' Productions =)

Monday, December 12, 2005


Hadiah Nobel atau Hadiah Boneka?

Click Link: Nobel laureate says outlaw nuclear arms like slavery

Salah satu petikan...

"The IAEA has been at the heart of efforts to resolve an international dispute with Iran over its nuclear programme, which Iran says it is entitled to develop for energy purposes but which the West suspects is aimed at producing a bomb. "

Seorang muslim telah diberi hadiah nobel disebabkan usaha2 beliau utk limitkan penggunaan nuclear. Iran, sebuah negara yg majoritinya orang islam telah dikecam hebat kerana pemilikannya, sedangkan negara yg paling brutal dan memiliki nuclear, Israel, tidak disebut langsung. Dan yang sedihnya, penerima nobel price ini adalah seorang muslim.. "U.N. nuclear watchdog chief Mohamed ElBaradei." Ghuzwul fikr betul..org barat menjadikan kita sebagai boneka dalam menghapuskan nuclear weapons di negara islam sendiri, sedangkan mereka senyap2 melindungi israel...

Click link: ISRAELI NUCLEAR THREATS AND BLACK MAIL


"Arabs may have the oil, but we have the matches."

Maksudnya, orang2 Arab memiliki minyak, tetapi kami (Israel) memiliki mancisnya.

Kata2 ini telah diungkapkan oleh pemimpis Israel Ariel Sharon yang dilaknat Allah swt.

In anti-nuclear activist John Steinbach's year 2000 lengthy article Israeli Weapons of Mass Destruction: A Threat to Peace Steinbach makes a good case for making Israel nuclear weapons central to nuclear disarmament.

Many Middle East Peace activists have been reluctant to discuss, let alone challenge, the Israeli monopoly on nuclear weapons in the region, often leading to incomplete and uninformed analyses and flawed action strategies. Placing the issue of Israeli weapons of mass destruction directly and honestly on the table and action agenda would have several salutary effects.

First, it would expose a primary destabilizing dynamic driving the Middle East arms race and compelling the region's states to each seek their own "deterrent."

Second, it would expose the grotesque double standard which sees the U.S. and Europe on the one handcondemning Iraq, Iran and Syria for developing weapons of mass destruction, while simultaneously protecting and enabling the principal culprit.

Third, exposing Israel's nuclear strategy would focus international public attention, resulting in increased pressure to dismantle its weapons of mass destruction and negotiate a just peace in good faith.

Finally, a nuclear free Israel would make a Nuclear Free Middle East and acomprehensive regional peace agreement much more likely. Unless and until the world community confronts Israel over its covert nuclear program it is unlikely that there will be any meaningful resolution of the Israeli/Arab conflict, a fact that Israel may be counting on as the Sharon era dawns.

Ini cuma pendapat seorang non muslim tentang hal ini.. bahawa peace hanya mampu dicapai sekiranya israel sendiri yang melucutkan penggunaan nuclearnya. Ana cuma nak menunjukkan komplot orang barat sebenarnya dalam bab senjata nuclear nih dalam artikel di atas. Tapi, kita sebagai orang islam janganlah tertipu dgn pendapat yang cetek ini.. kesejahteraan yang hakiki hanya mampu dicapai sekiranya Islam tertegak di muka bumi ini..

Allahu Akbar!

Mujahadahlah sahabat-sahabatku...innallaha ma'ana...


Berangkatlah kamu sama ada dalam keadaan ringan atau berat, dan berjihadlah kamu dengan harta benda dan jiwa kamu pada jalan Allah. Itulah yang terbaik bagi kamu sekiranya kamu mengetahui 9:41




Mujahadah seorang mujahid... Hassan Al Banna.. dipetik daripada bukunya "Detik-detik Hidupku"

Pada hari perhimpunan itu, saya telah jatuh sakit secara mengejut. Tekak saya berasa sangat sakit. Saya menjadi begitu lemah sekali sehingga saya berbaring di sepanjang perjalanan ke Ismailiah.

Doktor sekolah, iaitu Dr. Muhammad Bik Sadiq berkata kepada saya, ‘Kesihatan awak akan tergugat andainya awak mengembara pada siang hari dan bersyarah pada waktu malam nanti. Dalam keadaan apa sekali pun, awak dilarang dari bersyarah.’ Nasihat doktor itu saya ketepikan dan saya pun terus pergi ke Pusat Ikhwan di Pelabuhan Sa’id dengan keretapi. Saya terpaksa menunaikan solah maghrib cara duduk kerana terlalu lemah. Selepas solah maghrib, satu perasaan ganjil menyelubungi diri saya. Terfikir saya betapa gembiranya para anggota Ikhwan Pelabuhan Sa’id ketika itu. Mereka telah meletakkan harapan yang tinggi kepada perhimpunan itu. Mereka telah menyusun perhimpunan tersebut dengan menghadkan perbelanjaan peribadi mereka sendiri. Mereka juga telah bersusah payah menjemput orang ramai menghadiri perhimpunan tersebut. Kemudian saya bertanya kepada diri saya sendiri, ‘Patutkah saya merosakkan majlis mereka itu dengan mengatakan saya tidak sihat dan tidak boleh bersyarah?’

Saya merasa terharu memikirkan perkara ini dan hal ini telah membuat saya menangis. Saya berkeadaan begitu sehinggalah masuk waktu solah Isyak. Saya terus menangis di hadapan Allah dan berdo’a kepada-Nya agar memberi kekuatan untuk melaksanakan tugas itu. Tiba-tiba saya dapat merasa tenaga saya kian pulih. Saya bersyukur kepada Allah dan menunaikan solah Isyak seperti biasa. Masa untuk menghadiri majlis perhimpunan itu pun tiba. Acara dimulakan dengan pembacaan Al- Quran. Kemudian saya bangun untuk berucap. Apabila saya mula berucap, saya tidak dapat mendengar perkataan-perkataan yang saya ucapkan. Tiba-tiba tenaga saya pun kian bertambah dan akhirnya saya berasa pulih sepenuhnya. Suara saya pun semakin jelas dan kuat sehingga dapat didengar di dalam dan diluar kawasan itu. Waktu itu tidak ada pembesar suara. Suara saya menjadi begitu tajam sehingga saya rasa cemburu kepada diri saya sendiri. Perhimpunan itu pun berakhir dengan penuh kejayaan. Ucapan saya tadi memakan masa lebih dari dua jam. Sakit tadi, yang datang pada setiap tahun, telah berhenti dari berulang melainkan di waktu cuaca yang luar biasa sejuknya atau ketika saya bekerja terlalu lebih. Sesungguhnya ini semua adalah rahmat dan kasih Allah yang Maha Besar; yang merestui usaha-usaha Ikhwanul Muslimin Pelabuhan Sa’id.




Infiruu..!

Tuesday, December 06, 2005

kaki-kaki ini telah pun menjejakkan kaki di bumi Malaysia selama seminggu...
ke mana-mana sahaja ku menoleh pandanganku...
kesedihan demi kesedihan melanda...
namun akanku cuba mengubah kekalutan ini...
kepada kesejahteraan yang hakiki...
menjadi damai segalanya..
di bawah naungan bendera kesejahteraan...
sehingga neraca setiap insan..
adalah neraca Al-Quran..
suatu kehidupan yg hakiki..
kehidupan yang lebih bererti.

"Ku mengintai ketenangan di antara kekalutan"

“Orang-orang yang beriman hanya orang2 yang percaya kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan berjuang (berjihad) dengan harta dan dirinya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." AlHujurat:15

Wednesday, November 09, 2005

"Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya!
"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati lagi diredhai (di sisi Tuhanmu) !
"Serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaku yang berbahagia -
"Dan masuklah ke dalam SyurgaKu! " Al Fajr: 27-30
Teringat suatu analogi seorang akhwat baru2 ni. Mungkin frasa "jiwa yang tenang" suatu frasa yg skema... yg kita tak pernah ingin membayangkan atau merenung kembali apa maksud tenang itu. Dan kadang2 analogi yg simple boleh memberi kesan yg begitu mendalam... selama ini mungkin ada terminologi2 yg kerap digunakan dlm hidup kita telah menyebabkan kita ignorant tentang hakikat sebenar lafaz itu... tenang.. bagaimanakah tenang sebenarnya..
Bayangkan suatu kolam air... yg begitu tenang...tiada kocakan yg mengganggu ketenangannya.. jiwa mukmin yg sentiasa tenang... dan suatu ketika seseorang telah membaling satu pebble dalamnya... apabila pebble tu mula2 terkena surface kolam tuh.. berlakulah kocakan... namun.. apabila pebble itu sudah tenggelam dalam kolam itu... kolam itu kembali tenang semula... dan kocakan itu hanya pada permulaan...
Ada suatu hadis yg ada mengatakan "Bersabar itu adalah pada permulaan. " Pernah suatu ketika seorang sahabat bergurau dgn ana dan sengaja ingin membangkitkan rasa rebel.. tiba2 telah interrupt sebelum ana sempat rebel.... "Bersabar itu adalah pada permulaan." Manusia itu nasiya... dan perlu selalu diingatkan... kadang2 kita belajar byk teori islam tp bila time nak praktikkannya.. tiba2 semuanya gabrah.. mcm belajar teori engineering.. konon2nya dah pandai sgtlah tu.. tgk2 bila time praktikal tak reti nak buat...
tiba2 sahaja teringat pada pakcik dan kisah perubahan kiblat...huhu
Wahai sahabat...
"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati lagi diredhai (di sisi Tuhanmu) ! "
Kita ingin kembali dalam keadaan redha dan diredhai... adakah jiwa kita seperti yg di describekan oleh Quran... jiwa yg tenang.. kriteria penghuni2 syurga...
Kadang kala Allah mentarbiyyah kita utk mencapai darjat utk membolehkan kita mendapat ketenangan seperti itu..
"Oleh sebab itu Allah membalas kamu (dengan peristiwa) yang mendukacitakan (kekalahan), dengan sebab perbuatan (kamu menderhaka) yang mendukacitakan (Rasulullah) itu, supaya kamu tidak bersedih hati akan apa yang telah luput dari kamu, dan tidak (pula bersedih) akan apa yang menimpa kamu..." 3:153
Allah menimpakan kita kesedihan demi kesedihan.. agar kita tidak lagi bersedih.. dan sudah mampu tajarrud terhadap apa2 keindahan fana yg dunia bentangkan kepada kita..
Semoga sahabat semua istiqamah dalam ketenangan di saat kekalutan exam... :)

Monday, October 31, 2005

MEKANISMA HATI
DI DALAM PENGHAYATAN SIRAH NABI


Peranan Sirah Nabawiyah adalah sebagai penterjemah praktikal kepada ajaran Islam, juga secara langsung menyerlahkan ketinggian peribadi dan ketokohan Muhammad bin Abdullah SAW sebagai utusan penutup misi Samawi dari Allah. Ia bukan sahaja diterima oleh umat Islam sebagai tuntutan aqidah kepercayaan mereka, malah golongan non-Muslim yang mengkajinya juga akur pada kualiti peribadi dan kepimpinan baginda. Michael H. Hart yang menulis buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History telah meletakkan Rasulullah SAW sebagai orang yang paling berpengaruh di dalam tamadun manusia (Umar al-Khattab di tangga ke-51).

Seandainya begitu sekali kehebatan Muhammad SAW, suatu persoalan besar timbul. Mengapakah seorang insan yang begitu agung biografinya, tidak dapat dihargai sebagai contoh terbaik oleh manusia hari ini? Mengapakah semakin banyak kajian tentang baginda dihasilkan, semakin jauh pula realiti masyarakat daripada meneladaninya? Inilah persoalan yang cuba dijawab melalui artikel penulis kali ini.

Allah SWT menyebut perihal ini di dalam firmanNya melalui surah al-Ahzab ayat 21:

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah (SAW) contoh teladan (uswah) yang baik bagi kamu. Iaitu bagi mereka yang meletakkan harapnya kepada Allah dan Hari Akhirat, serta berkeadaan sentiasa mengingatiNya.”

Di dalam ayat ini, Allah SWT telah menggariskan tiga ciri utama mereka yang boleh melihat dan menghargai teladan daripada Rasulullah SAW. Tiga ciri ini amat penting untuk dihalusi kerana ia menentukan bentuk pandangan seseorang itu terhadap Rasulullah SAW. Kaedah menyebut ‘what you see is what you get’ dan ‘who you are determines what you see’. Tidak semua orang yang mendekati Rasulullah SAW dapat melihat apa yang sepatutnya dilihat. Semuanya bergantung kepada kaedah tadi.

Seorang pekerja swasta yang penat, apabila turun ke laut, dia melihat laut sebagai tempat santai. Seorang nelayan yang turun ke laut yang sama, melihat ia sebagai pejabatnya mencari rezeki berupa ikan, sotong dan udang. Manakala seorang jurutera carigali minyak yang pergi ke laut yang sama, tetapi mendapat hasil yang berbeza berupa emas hitam. Mereka bertiga pergi ke tempat yang sama, tetapi berbeza hasilnya, kerana mereka berbeza penglihatan. Tegasnya, ‘what you see is what you get’. Maka amat penting cara memandang itu diperbetulkan. Kerana itu jugalah Allah SWT menerangkan melalui ayat ini apakah kriteria seseorang yang boleh melihat Rasulullah SAW dengan betul.

Sebelum kita terangkan tentang tiga ciri tersebut, mari kita bersama merenung kepada pengertian ‘uswah hasanah’. Di dalam usaha memajukan cara penyampaian Islam hari ini, ramai yang cenderung kepada menterjemahkan ia sebagai ‘idola’. Rasulullah SAW itu adalah idola terbaik kita kerana baginda adalah ‘uswah hasanah’. Akan tetapi mampukan idola memberikan makna yang sama dengan uswah? Sesungguhnya idola ini adalah perkataan Inggeris yang memberikan makna ‘mengagumi seseorang secara membuta tuli dan berlebih-lebihan’ [definisi oleh Princeton University]. Andaikata seseorang itu mengambil Rasulullah SAW sebagai idola, bermakna dia cuba memberikan kefahaman bahawa beliau mengagumi Rasulullah SAW secara membuta tuli dan berlebih-lebihan! Apakah benar begitu?

Sesungguhnya ayat 21 surah al-Ahzab ini diturunkan semasa umat Islam menanggung penderitaan peperangan al-Ahzab (Khandaq). Tekanan yang amat berat itu telah melemahkan fizikal kebanyakan umat Islam. Namun Rasulullah SAW telah memberikan teladan kepimpinan yang terbaik di kalangan pengikutnya. Di dalam keadaan lapar dan mengikat perut dengan batu, Baginda masih komited dan setia mempertahankan agama Allah SWT. Kerana itulah, Allah SWT memerintahkan umat Islam mencontohi Baginda. Baginda adalah uswah dan perkataan uswah itu berasal dari kalimah Arab “at-Ta-assi” yang bermaksud “sesuatu yang memberikan kekuatan”. Oleh yang demikian, kalimah uswah hasanah itu bermaksud, andai kamu mengambil Rasulullah SAW sebagai contoh, maka kamu akan beroleh kekuatan daripadanya. Dengan itu, amat tidak tepat seandainya kita mengistilahkan Nabi SAW itu sebagai idola.

MENGHARGAI RASULULLAH DARI KACA MATA HAMBA ALLAH

“... iaitulah orang yang meletakkan harapnya kepada Allah” [surah al-Ahzab ayat 21]

Inilah ciri pertama seorang manusia yang boleh menghargai Rasulullah SAW. Meletakkan harap kepada Allah, adalah ciri seorang hamba. Seorang insan perlu merasakan bahawa dirinya hamba andai mahu menghargai Rasulullah SAW. Ini adalah kerana Rasulullah SAW itu adalah juga hamba dan pesuruh bagi Allah. Peribadi, keluarga, kepimpinan, kenegaraan dan ketenteraan yang ada pada Baginda, adalah manifestasi dirinya dan pengikutnya sebagai hamba Allah.

Untuk menjunjung Rasulullah SAW sebagai qudwah seseorang perlu mencintai dan memberi harap kepada Allah terlebih dahulu. Ini adalah kerana, mematuhi ajaran Rasulullah SAW itu adalah tanda cinta seseorang kepada Allah (Ali Imran: 31). Kehidupan Baginda SAW adalah kehidupan hamba. Mana mungkin seorang itu dapat menghargai suri teladan dari seorang Nabi yang hamba andai dirinya terasa seperti tuan di dunia ini, hatinya penuh rasa memiliki, dan jiwanya dikongkong oleh sifat berdikari yang tiada hajat kepada Tuhan.

Lahirnya rasa harap kepada Tuhan, apabila seseorang sedar yang dirinya hamba. Dirinya lemah, tiada upaya, tiada milik dan tiada makna, melainkan semuanya bergantung kepada Tuannya yang juga Tuhannya, iaitu Allah. Manakala, untuk seseorang itu melihat kebesaran Allah tempat dia meletakkan harap, kuncinya adalah pada mengetahui kelemahan diri. Selagi seorang manusia merasakan dirinya amat gagah, bijak, tahu semua dan boleh self-sufficient di bumi Tuhan ni, selagi itulah dia terhijab daripada melihat Allah dengan mata hati.

Mencintai Allah dan RasulNya adalah berkadar terus. Kurangnya ikutan masyarakat terhadap Rasulullah SAW adalah tanda besar manusia semakin kurang cintanya kepada Allah. Manusia yang gagal mencintai Allah adalah manusia yang terlupa dirinya adalah hamba. Dan manusia yang lupa dirinya hamba, adalah manusia yang berlagak tuan di dalam kehidupannya, tidak nampak kelemahan diri dan seterusnya menaja kerosakan di muka bumi.

Berhadapan dengan golongan yang terlupa dirinya hamba, tidak memungkinkan kita untuk banyak berhujah dengan Quran dan Sunnah. Mereka tidak dapat melihat nilainya kerana mereka berhadapan dengan masalah “who you are”. Gagal menganalisa identiti diri, menjadikan mereka bermasalah di dalam “how you see”. Kerana itulah mereka banyak menuntut hak, sedangkan hamba itu lebih ‘memainkan peranan’ berbanding ‘menuntut hak”. Kerana itu jugalah, walaupun Rasulullah SAW itu adalah uswah hasanah, hebat dan mulia, golongan tersebut terhijab dari mengetahuinya, kerana mereka tiada harap kepada Allah, mereka tiada kehambaan kepadaNya.

MENGHARAPKAN GANJARAN DI ALAM AKHIRAT

“... dan orang yang meletakkan harap kepada Hari Akhirat” [surah al-Ahzab ayat 21]

Sudah menjadi tabiat manusia, apabila dirinya memberi, dia ingin untuk menerima. Allah SWT dengan namaNya yang mulia iaitu ar-Rahman dan ar-Rahim, pasti membalas segala usaha yang dilakukan oleh hambaNya.

Namun, keimanan kita kepada Allah menyedarkan diri bahawa kita datang daripadaNya dan kita pasti akan kembali kepadaNya. Kita adalah warga Akhirat yang singgah ke dunia mencari bekal. Kita telah melalui perjalanan di dua alam, dan kita sedang berada di tengah-tengah perjalanan yang panjang dan jauh.

Untuk seseorang itu mampu melihat nilai yang ada pada sebuah perjalanan hidup seperti yang dilakarkan oleh Rasulullah SAW melalui sirahnya, seseorang itu perlu mampu merasa nilai Akhirat. Baginya, ganjaran-ganjaran duniawi adalah hanya bekalan kecil berbentuk keperluan hidup yang sementara. Namun, apa yang lebih penting adalah soal apa yang menguntungkannya di alam Akhirat.

Rasulullah SAW amat bersederhana di dalam mengutip keperluan kehidupannya di dunia kerana hidup baginda adalah berasaskan kepada tujuan hidup. Keperluan ditunaikan sebaiknya, namun yang utama adalah tujuan. Kehidupan peribadi baginda, keluarganya dan masyarakat serta Tamadun Islam yang dibina adalah berkonsepkan letak harap pada alam yang kekal abadi. Andai seorang insan itu mencari nilai-nilai kehidupan dunia, mahu membebankan bahunya memikul keperluan dunia semata, tidak mungkin baginya untuk menghargai kehidupan Akhirat.

Cukup malang bagi manusia yang terhijab dari melihat Akhirat. Jiwanya resah, nafsunya serakah, fikirannya tidak terarah dan hidupnya penuh musibah. Dunia ini tiada keadilan, seorang yang membunuh 100 manusia, akan hanya dihukum bunuh dengan satu kematian. Kita berbuat kebaikan, manusia membalas dengan kejahatan. Kita hidup di dalam suasana yang penuh penindasan, suara kita tidak kedengaran. Mungkin kita lebih dukacita daripada semut yang sekurang-kurangnya keluhan mereka didengari oleh Nabi Sulayman alayhi as-salaam.


Namun bagi yang menilai Akhirat, jiwanya besar, hatinya lapang dan hidupnya terarah. Mereka ini menjadikan dunia sebagai ladang, harapnya adalah pada tuaian di Akhirat. Mereka inilah yang mendapat kekuatan apabila mengambil uswah dari Rasulullah SAW, kerana sistem nilai mereka sejajar dengan baginda.

Alangkan Firaun membuat piramid yang cantik-cantik untuk menyiapkan ‘home’ beliau di alam Akhirat, rugi benar manusia yang berbelanja besar hanya untuk rumahnya di dunia yang bakal ditinggalkan...

BERKEKALAN DI DALAM ZIKRULLAH

“... serta banyak mengingati Allah” [surah al-Ahzab ayat 21]

Ciri ketiga bagi golongan yang boleh menghargai Sirah, adalah kemampuan dirinya untuk berada kekal dalam zikrullah. Ia bukanlah suatu yang mudah kerana Rasulullah SAW sendiri sering melafazkan doa “Wahai Allah, bantulah aku supaya aku boleh sentiasa mengingatiMu, dan berkekalan mensyukuriMu serta senantiasa memperelokkan ibadahku kepadaMu”

Manusia yang memuliakan Rasulullah SAW adalah manusia yang membesarkan Allah. Manusia hanya akan terus menerus membesarkan Allah jika dirinya sentiasa dalam zikrullah. Zikrullah itu bukanlah ertinya melafazkan kalimah Tuhan pada bibir semata-mata kerana itu hanya zikir lisan yang tiada kesan. Sedangkan Allah SWT telah berjanji bahawa “sesungguhnya dengan zikrullah itulah hati menjadi tenang” [surah ar-Ra’d : 28]. Perlulah manusia ingat bahawa zikir yang mendatangkan tenang kepada hati bukan sekadar zikir lisan malah perlu seiringan dengan zikir hati dan zikir perbuatan.

Seandainya manusia bertemu ujian, dan hatinya menjadi resah dengan ujian, maka yakinlah bahawa dirinya akan sentiasa resah. Allah SWT telah menjadikan kehidupan dan kematian itu sebagai ujian, lantas memberikan makna bahawa manusia sentiasa hidup dalam keadaan diuji. Kerana itulah manusia mesti mencari bahagia dan letak bahagia adalah di hati. Untuk memberikan kebahagiaan kepada hati, setiap diri empunya hati mesti berkeadaan banyak mengingati Allah pada hati, lisan dan badan.

Tatkala lisannya menyebut Subhanallah (Maha Suci Allah), hatinya perlu disucikan dari kecelaan supaya dapat merasai kesucian Allah yang dilafazkan. Di dalam masa yang sama, anggota badannya juga perlu melakukan perbuatan-perbuatan yang mensucikan Allah. Dengan gabungan zikir tiga dimensi ini, barulah seseorang itu dikatakan berzikir.

Membaca sirah Nabi SAW akan menemukan kita dengan suatu jalan yang susah dan payah. Jalan Nubuwwah itu adalah jalan yang bermula dengan ketawa ejek manusia, balingan batu yang menumpahkan darah, sepi sendirian tatkala kematian teman hidup dan penyokong dakwah, malah terhumban buang di negeri asing, dipaksa pergi meninggalkan kampung halaman. Tidak mungkin hati boleh memilih untuk mencontohi hidup seperti ini melainkan hati itu perlu memiliki rasa yang sama dengan hati baginda SAW.

Hati baginda tidak pernah duka dengan ujian, tidak pernah derita dengan ejekan. Dirinya cekal menuju Akhirat kerana hatinya sentiasa bertali hayat dengan Tuhan. Kerana itulah baginda ramai ketika sendiri, baginda tenang ketika diuji. Sirah Nabi SAW akan hanya beroleh penghargaan daripada manusia yang hatinya bertaut dengan Tuhan.

TIGA SYARAT MEMPELAJARI SIRAH

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah (SAW) contoh teladan (uswah) yang baik bagi kamu. Iaitu bagi mereka yang meletakkan harapnya kepada Allah dan Hari Akhirat, serta berkeadaan sentiasa mengingatiNya.”

Inilah tiga ciri yang berfungsi membetulkan persoalan “who you are” sebagai asas meluruskan “what you see” di dalam pembacaan Sirah. Bagi mereka yang melihat Nabi SAW dengan pandangan akal, mungkin dirinya hanya beroleh ilmu pengetahuan suluhan kehidupan. Ini dapat dilihat daripada kekaguman Michael H. Hart terhadap kualiti kepimpinan Rasulullah SAW yang memimpin atas nilai ‘pengaruh’ dan bukan bergantung kepada ‘jawatan’ semata.

Namun bagi warga syurga yang dihantar ke dunia, kita mencari bekal untuk kembali ke syurga. Rasulullah SAW perlu dilihat dengan pandangan mata hati yang asasnya adalah meletakkan harap dirinya sebagai hamba kepada Allah, ganjaran berupa kurniaan Akhirat, serta hati yang kukuh tenang kerana bertali hayat dengan Penciptanya.

Semoga bertambah kasih dan sayang kita kepada Baginda SAW...

Sunday, October 02, 2005

Sahabat
Album : Kiasan Naluri
Munsyid : Amar
http://liriknasyid.com

Ingin aku singkap kembali
Kenangan lama agar bersemi
Inginku ulangi kisah manis
Agar terus bersemadi

Ingatlah aku sebagai rakanmu
Kenanglah daku dalam doamu
Begitulah indahnya kisah dahulu
Engkau sebagai temanku

Apabila engkau terjaga
Satukanlah harapanku denganmu
Kerana ianya bakal berpadu
Mimpi si penunggu yang setia
Layarkanlah impian doamu
Sesungguhnya aku masih mengingatimu
Sebagai kawan rakan dan teman
Semoga kita diberkati Allah

Kudoakan kepadamu agar bahagia
Di dunia dan akhirat

Huhu... alangkah syahdunya apb mendengar nasyid nih... apb teringat sahabat-sahabat seperjuangan yg akan kembali ke medan perjuangan sebenar tidak lama lagi.. meninggalkan diriku dengan kenangan2 manis.. namun perjuangan perlu tetap diteruskan... "Begitu indahnya kisah dahulu, engkau sebagai temanku.."... moga antunna tetap tabah hati tak berbelah bagi... "Satukanlah harapanku denganmu..Kerana ianya bakal berpadu."... moga2 kita bertemu di jannah.. insya allah...

Wednesday, September 28, 2005

Keputusan....realiti.... tapi bukankah realiti itu ditentukan oleh tangan kita sendiri... falamma zaghu aza ghallahu quluubahum.. dan apb mereka berpaling, Allah memalingkan hati mereka.... realiti itu berada di tgn kita.. kita yg membuat keputusan utk berpaling dahulu.. barulah Allah memalingkan hati kita.. Allah takkan berpaling drpd kita sebelum kita berpaling terlebih dahulu.. keputusan itu di tangan kita... jadi adakah kita akan menyalahkan realiti...

SQ ada mengatakan bahawa manusia hanyalah watak2 dalam suatu cerita.. tp kita tidak tahu apakah watak yg dilakonkan dan kesudahan cerita itu... Adakah apb realiti muncul...kita menyalahkan takdir... dan takdir telah menentukan itulah watak yg bakal dimainkan...tp bukankah usaha berada di tangan kita.. it's a matter of choice..and we make the decisions.....but if we make the wrong choice...who else is guilty..unless of course we try our best to make things go right.. but things go wrong..Allah tgk usaha..bukan natijah...

Hati kecilku terkilan... tp ku yakin janji Allah pasti.. akan ku nanti.. menunggu kesudahannya...

Wednesday, August 31, 2005

Kata-kata Zainab Al Ghazali...

Eric Bae memberi masa kepada kelas utk berbincang soalan tute sama2 sebelum dia suruh present. Ana terus menggapai buku "Hari-hari dalam hidupku" dalam poket jaket ana. Handy sungguh buku kecil tu, boleh dimuatkan dlm poket. Boleh baca bila2.

Ketika semua orang tgh sibuk membincangkan soalan2 tute, ana sibuk pula menghayati buku berkenaan. Bukannya ana malas...ana dah siapkan soalan2 tute sblm masuk kelas... …ana sudah siap print program code dan bawa ke tutorial.

Dada ana sebak dan hampir mengalirkan air mata ketika membaca kata2 Zainab Al Ghazali kepada suaminya.

Zainab Al Ghazali: Ketika kita sepakat utk menikah dahulu, ingatkah kau akan apa yg saya katakana kepadamu tempoh hari?

Suami: Tentu saya ingat, kau majukan suatu syarat. Tetapi masalahnya sekarang saya khuatir atas keselamatanmu, sebab sekarang kau sedang berhadapan dengan si zalim itu (Jamal Abdul Nasser).

Zainab Al Ghazali: Saya masih ingat benar apa yg saya ucapkan kepadamu, iaitu:

Engkau sebagai calon suamiku harus tahu bahawa aku memikul sesuatu sepanjang hidupku. Kerana engkau sudah menyatakan persetujuan utk mengahwiniku, maka wajiblah aku utk mngungkapkan kepadamu dengan harapan agar engkau tidak akan bertanya lagi tentang hal itu. Tanggungjawab berat yg aku pikul sekarang adalah kedudukanku selaku Ketua Umum Jemaah Assayyidat Al-Muslimat.

Saya yakin sekali akan kebenaran misi IM, hubungan saya dgn Mustafa An-Nahhas Basya hanyalah persahabatan peribadi saja. Namun dengan Hassan Al Banna saya sudah menyatakan baiah utk rela mati di jalan Allah. Dan saya tidak akan melangkah mundur atau keluar dari garis perjuangan ini. Saya yakin bahawa mmg suatu waktu saya akan jauh melangkah di medan dakwah sehingga akan terasa bertentangan dengan kepentingan peribadimu dan kepentingan perniagaanmu bahkan dengan kepentingan kehidupan suami isteri. Dan apb yg demikian itu sudah sampai pada posisi sebagai penghalang dakwah dan rintangan utk mendirikan Negara Islam, nampaknya jalan kita sudah menjadi saling bersimpangan.

Pada waktu itu kau menundukkan kepalamu ke tanah. Ketika aku angkat mukamu , aku lihat air matamu tertahan pada kelopak matamu. Lalu kamu berkata , “ Mintalah apa saja yang kau kehendaki!”. Namun saya tidak minta apa pun darimu, tidak juga mas kahwin yg biasa diminta calon isteri dari calon suami. Lalu kau berjanji bahawa kau tidak akan melarang saya utk menunaikan tugas di jalan Allah….

Sebelum tewasnya Hasan Al Banna, aku sudah bertekad akan mengesampingkan masalah perkahwinan dari hidupku, agar aku dapat memusatkan perhatian sepenuhnya ke bidang dakwah. Dan kini bukanlah maksudku utk meminta kau turut serta dalam jihadku ini, melainkan adalah hakku kiranya utk meminta syarat darimu agar engkau tidak melarangku berjihad di jalan Allah. Dan apabila tanggungjawab meletakkan aku di barisan hadapan para mujahidin, janganlah engkau bertanya kepadaku apa yang aku lakukan. Hendaknya antara kita dibina rasa saling percaya. Relakanlah isterimu ini yg sudah menyerahkan dirinya utk jihad fisabilillah dan demi berdirinya Negara islam yg sudah menjadi tekadku sejak berusia 18 tahun. Apabila kepentingan perkahwinan bertembung dengan kepentingan dakwah kepada Allah, maka perkahwinan akab erhenti dan kepentingan dakwah akan terus berlanjut dalam semua kegiatan dan kehadiranku…”

Apakah kau masih ingat?

Suami: Ya.

Zainab Al Ghazali: Kini aku mohon agar kau memenuhi janjimu itu. Jagan bertanya aku bertemu dengan siapa. Dan aku memohon dari Allah agar pahala jihad ini dibahagi amtara kita berdua bila Dia berkenan menerima baik amalku ini.

Aku menyedari bahawa memang hakmulah utk memberikan perintah kepadaku untuk aku patuhi. Akan tetapi Allah swt dalam diriku lebih besar dari diri kita dan panggilanNya terasa lebih agung.



Subhanallah.. kata2 Zainab begitu menyentuh hati ana.. menaikkan semangat jihad..
Sehinggakan ana dapati diri ana membaca kata-kata agungnya itu berulang2 kali .. dan sampai sekarang ana masih tidak puas lagi membacanya. Ana pun bercadang utk berkongsi dengan sahabat2 ana kata2 agung ini… =)

Tuesday, August 23, 2005

Flashback...

Baru balik dari uni. Masih ada stamina utk baca buku lagi sungguhpun kelas sampai pukul 5pm hari ini. Ana mencapai buku ... dan mula membelek. Entah mengapa, tiba2 ana peka dengan keadaan di sekeliling. Sungguhpun rumah ini telah ana anggap sebagai rumah sendiri, dan menghabiskan masa hampir setiap hari di sini.. namun hari ini nampak lain.

Suatu topik tiba2 dibangkitkan oleh sahabat ana. Ana terdiam. Macam2 gambaran tiba2 sahaja muncul dalam kepala ana. Gambaran2 yg mengingatkan ana kepada zaman jahiliyyah. Ana begitu senyap sewaktu perbincangan topik berkenaan. Ana tidak sedar bila ia selesai. Fikiran ana masih melayang.

Teringat pula kepada suatu hadis.. hadis rasanya. Hadis itu mengatakan bahawa ada beberapa ciri orang yg mantap imannya..dan salah satu daripadanya adalah dia benci utk kembali kepada jahiliyyahnya, sebagaimana dia benci utk dicampakkan ke dalam api neraka.

Ya Allah, thabatkanlah ana di jalanMu..

Fikiran ana masih melayang. Ana tidak menghiraukan apa2 di sekeliling ana. Ana cuba menganalisa faktor2 yg contribute kepada zaman jahiliyyah ana... ana leka seketika.

Lamunan ada dikejutkan oleh bacaan surah Al Fajr. Hati ana tenang seketika sambil cuba menghayatinya. Itulah mukjizat Al Quran, sungguhpun ana tidak pandai berbahasa arab, namun ia masih memberi kesan di jiwa. Subhanallah..

Lamunan ana berhenti setakat itu sahaja. Ana kembali kepada membelek2 buku.. dengan suatu kesimpulan di minda. Tiba2 sahaja ana teringat kepada Khalifah Omar b Al Khattab. Sungguh tidak adil sekiranya kita menilai seseorang ketika zaman jahiliyyahnya.., buatlah penilaian dari saat hamba Allah itu menerima islam sepenuhnya.

Thursday, August 04, 2005

Teman sejati...

Adakalanya hak sahabat tidak ditunaikan... dengan alasan sibuk dgn dakwah.. ziarah adik2lah.. tak sempat nak pulang ke rumah utk masa yg lama... seringkali juga menjadi fitnah.. fitnah seorang dai'e .. "Asyik keluar berdakwah, tp x ingat kat rumah.."...kata-kata yg pernah ditutur oleh seorang sahabat, yg hampir merobek jiwa ana... mungkin expectation yg telah ana berikan kepadanya sgt tinggi.. atau memang ana sendiri mengabaikan hak2 di rumah.. mulalah syaithan membisik ... apakah definisi hak rumah... hak sahabat... rasa tidak puas hati mula timbul.. ana menyangkal balik kata2 itu... itu tidak boleh dijadikan alasan semata2 utk keluar berdakwah...

Sejak hari itu, ana start bahagikan masa utk menunaikan hak kepada insan2 yg hadir dlm hidup ana. Namun, tidak dpt dinafikan.. mmg kadangkala.. mungkin seringkali juga... maslahah yg lebih besar timbul.. yg membuka pintu kepada fitnah berulang2 kali...

Dalam kekesalan, dan keinsafan... dgn keazaman utk membetulkan kembali keadaan.. dlm keadaan yg berpelukan... ana melahirkan kemaafan... bg hak2 yg selama ini kurang tertunai... seorang hamba Allah muncul dgn kata2.. "Hak ana terhadap enti adalah satu sahaja... teruskanlah perjuanganmu.. kata2 ini lahir dari hati yg ikhlas... ingatlah sampai mati.."

Lagu teman sejati 2005 berkumandang dgn kuat di rumah ... ana imbas kembali memori itu... lalu berlinanganlah air mata ... air mata terharu.. lahir drpd rasa kecintaan yg tulus... kecintaan fillah...lalu ana menaip suatu mesej kepadanya..

"Terima kasih di atas kata-kata ukhti tadi, teruskanlah perjuangan. Semoga kita ditemukan di jannah...bersyukurku kepada Allah kerana ditemukan dengan teman yg sejati.."

Monday, June 13, 2005

khadijah1: askm apa khabar iman?
khadijah2: hehe..
khadijah2: iman br recover skit
khadijah2: sakit 2-3 ari ni
khadijah1: Sesungguhnya telah datang kepada kamu Al-Quran yang menjadi nasihat pengajaran dari Tuhan kamu, dan yang menjadi penawar bagi penyakit-penyakit batin yang ada di dalam dada kamu, dan juga menjadi hidayah petunjuk untuk keselamatan, serta membawa rahmat bagi orang-orang yang beriman. 10:57
khadijah1: hehe
khadijah1: :)
khadijah1: moga enti jumpa penawarnya..
khadijah2 : hehe
khadijah2 : insyaALLAH
khadijah2 : im tryin
khadijah1: dekat2 exam nih...masa genting utk semua org.. kena elak drpd buat dosa.. nnt kita dihijab drpd barakah Allah disebabkan dosa yg tidak ditinggalkan..
khadijah1: nnt baca susah masuk,..
khadijah1: rasa malas.. tak efficient..etc
khadijah2 : hehe
khadijah2 : yup
khadijah2 : xpe
khadijah2 : sy da hadapi mslh ni dr dulu
khadijah2 : da get use to it

Teringat kata2 Umar Al Khattab kepada Saad bin Abi Waqas ketika beliau menghantarnya mengetuai pasukan tentera sewaktu Perang Qadisiyyah.

"Sesungguhnya orang-orang Islam telah mendapat pertolongan dari Allah SWT disebabkan oleh kemaksiatan yang telah dilakukan oleh pihak musuh, jika bukan kerana hal itu, nescaya tidak ada bagi orang-orang Islam akan kekuatan...... Maka jika amalan serta tingkah laku kita sama dengan pihak musuh dalam melakukn maksiat, nescaya kelebihan kekuatan dan kemenangan akan menyebelahi pihak musuh...."

Bukanlah nak dikatakan kena elak drpd melakukan dosa sewaktu dekat2 exam sahaja.. itu kira hipokrit... point yg nak dibw adalah kita hendaklah sentiasa menjaga hubungan kita dgn Allah, agar apabila kita ditimpa ujian, nasr Allah akan sampai kat kita...dan takde apa2 halangan in between yg akan menapis/ melambatkan lagi proses berkenaan...mcm sisa2 jahiliyyah yg masih belum dibuang..takut2 sisa2 jahiliyyah berkenaan akan menyebabkan Allah swt masih murka kat kita.. dan takkan menghantar nasrnya atau memperkenankan hajat kita..

Macam kalau kita ada bos.. kalau ada hubungan baik dgn bos.. senanglah hidup kita.. nak mintak cuti ke.. Bagaimana pula nak adakan hubungan baik dgn bos? Kenalah selalu buat apa2 assignment yg bos kasi, dgn usaha yg terbaik.. akhir tahun nnt tgk2 kita dapat increment byk.. Allah melipatgandakan pahala kita.. sebab usaha kita.. "man ro ai minkum munkaran fabiyu ghayyirhu biyadih.." Jika aku (rasulullah saw) menyuruh kamu melakukan sesuatu, maka lakukanlah sedaya upaya kamu..

Apatah lagi kalau bos kita Allah swt yg Maha Pemurah lagi Maha Penyayang... =)

Saturday, June 11, 2005

Ukuran-ukuran Allah berlainan dari ukuran-ukuran manusia, tetapi
manusia sahaja yang terkeliru dan tertipu apabila mereka menyangka
bahawa ukuran-ukuran merekalah yang menentukan hakikat-hakikat segala perkara. - SQ



"..Dan Allah swt telah meletakkan neraca keadilan. Supaya kamu tidak melampaui batas dalam menjalankan keadilan.Dan buatlah pertimbangan yang adil, dan janganlah kamu menguranginya. .." Ar Rahman : 7-9

Hanya neraca Allah swt sahaja yg kekal.. neraca yg lain hanya bersifat fana..

Afalaa tatafakkarun..
Maka tidakkah kamu memikirkan...

Sahabat, dalam kemul tercari cari cahaya
Akhirnya kutemui nan ceria di raut wajahmu
Andai nya alam ini mampu berkata kata
pastilah pujian buat dirimu
di waktu itu aku lah yang bertuah
punya sahabat sepertimu

Sahabat kau bimbinglah menuju cahaya Ilahi ...
Sahabat aku lemah mengharungi ranjau .. dunia
sahabat aku ingin sepertimu dalam ketenangan menghadapi
hidup ini

Sahabat,bersyukur ku mengenali dirimu
kuharap kita kan terus bersama hadapi segala suka duka
moga kejayaan milik kita


Sahabat2 yang ku kasihi... tanpa hidayah Allah dan bimbingan tangan2 kasih sayang yang dihulurkan.. tidak dpt ku berdiri pada tempat ku hari ini.. oh dunia ini kelihatan sungguh luas dari sini... barulah aku mampu melihat dunia ini melalui kaca mata yg sebenar.. dr neraca langit... dan bukan neraca bumi.. sungguhpun kadangkala pandanganku kabur... dan ku memerlukan mata2 kalian sebagai petunjuk...

Sahabat2 yg ku kasihi... action speaks louder than words.. namun Rasulullah saw bersabda bahawa kalau kita menyayangi seseorang, maka kita perlu mengatakannya kepadanya...sungguhpun lisan perbuatan lebih fasih daripada lisanul qalam...

inni uhibbuki fillah ..